Rabu, 13 Mei 2015

PENGGUNAAN INTERNET DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK PESERTA DIDIK

  PENGGUNAAN INTERNET DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK PESERTA DIDIK
1. Media Internet
            Jaringan komunikasi elektronik yang menghubungkan jaringan komputer dan fasilitas komputer yang terorganisasi diseluruh dunia melalui telepon atau satelit.[1]
            Internet merupakan kepanjangan dari Interconnected Networking. Istilah internet berasal dari bahasa Latin inter, yang berarti “antara”.Internet adalah sebuah dunia maya jaringan komputer (interkoneksi) yang terbentuk dari miliaran komputer di dunia. Internet merupakan hubungan antara berbagai jenis komputer dan jarigan di dunia yang berbeda sistem operasi maupun aplikasinya dimana hubungan tersebut memanfaatkan kemajuan media komunikasi (telepon dan satelit) yag menggunakan protocol standar dalam berkomunikasi. [2]
            Internet berasal dari kata Interconnected Network yang berarti hubungan dari beragam jaringan komputer di dunia yang saling terintegrasi membentuk suatu komunikasi global.[3] Internet Interconnected Network merupakan jaringan (Network) komputer yang dihubungkan satu dengan lainnya. Jaringan komputer ini terdiri dari lembaga pendidikan, pemerintahan, milter, organisasi bisnis dan organisasi-organisasi lainnya. Internet atau nama pendeknya Net merupakan jaringan komputer yang terbesar di dunia. Sampai saat ini, internet sudah menghubungkan lebih dari 100.000 jaringan komputer dengan pemakai lebih dari 100 juta orang.[4] Perkembangan internet yang sangat cepat membuat banyak suatu internet yang menyediakan beraneka ragam informasi karena banyak situs yang tersedia, ini akan menimbulkan kesulitan tersendiri untuk mencari alamatnya.[5] Internet merupakan suatu media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, memiliki manfaat dalam membantu menyelesaikan tugas-tugas dengan mudah. Dengan adanya penggunaan media internet dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik maupun kepada pendidik. Dari segi penggunaannya media internet sangat bermanfaat dalam menyelasaikan sebuah permasalahan, namun dari segi pengaruhnya media internet memiliki dampak yang dapat mempengaruhi akhlak peserta didik dalam kehidupan sehar-hari. Oleh sebab itu, pentingnya pendidikan agama Islam untuk mengatasi kemajuan perkembangan media internet pada saat ini bagi perkembangan dan pertumbuhan peserta didik dalam pembentukan akhlak.

a. Dampak Penggunaan Media Internet
Beberapa dampak positif penggunaan internet bagi penggunanya atau masyarakat pada umumnya adalah sebagai berikut.
1)  Internet sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.
2)  Media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web atau jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
3)  Media untuk mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.
4)  Kemudahan memperoleh informasi yang ada di internet sehingga manusia tahu apa saja yang terjadi.
5) Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain
6)  Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan sehingga tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan.[6]
 Selain dampak positif, penggunaan internet juga memiliki dampak negative yang tidak kalah banyak dengan dampak positifnya. Berikut adalah beberapa dampak negatif penggunaan internet bagi masyarakat khususnya para penggunanya.
1)  Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara langsung (face to face).
2)  Dari sifat sosial yang berubah dapat mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam berinteraksi.
3)   Kejahatan seperti menipu dan mencuri dapat dilakukan di internet (kejahatan juga ikut berkembang).
4)  Bisa membuat seseorang kecanduan, terutama yang menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut
5)  Di internet terdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan (yang dapat dibuka oleh siapapun tanpa ada pembatasnya) yang bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang untukmeniru bertindak kriminal.
6)   Penipuan juga banyak terjadi melalui jaringan internet ini. Banyak cara yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk mengeruk keuntungannya sendiri dengan merugikan orang atau pihak lain. Termasuk pula penipuan dengan penggunaan kartu kredit maupun kejahatan perbankan lainnya.
7)   Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Situs perjudian tidak agresif dan memerlukan banyak persetujuan dari pengunjungnya.
8)   Masalah hak cipta atau perlidungan hak cipta di internet juga merupakan salah satu dampak penggunaan internet. Hal ini dapat terjadi karena mudahnya seseorang membuka lalu memperbanyak suatu materi. Oleh karenanya hal ini perlu memperoleh perhatian mengingat segala sesuatu dikomunikasikan dalam sebuah Bulletin Board System (BBS) yang tunduk pada aturan perlindungan hak cipta, sifat medium tersebut meskipun beroperasi secara virtual, namun hal tersebut merupakan ekspresi dari ide seseorang yang kemudian difikasi dalam sebuah medium yang berwujud (tangible medium) dan oleh karenanya berhak untuk memperoleh perlindungan berkaitan dengan masalah ini ada beberapa contoh aktivitas di Internet yang memiliki implikasi adanya perlindungan hak cipta.
9)   Dampak lainnya adalah pencemaran nama baik. Suatu tindakan digolongkan sebagai “Defamation” adalah apabila mempublikasikan materi/berita yang cenderung merugikan seseorang, profesionalisme atau merusak repputasi bisnis seseorang atau sebuah perusahaan yang menyebabkan yang bersangkutan dijauhi oleh lingkunganya. Hakikat dari “Defamation” itu adalah perusakan terhadap reputasi atau privacy seseorang bukan disebabkan karena berita itu tidak benar. Masalah defamation ini perlu memperoleh perhatian karena intensitasnya akan lebih meningkat dan semakin canggih dengan menggunakan media Internet.[7]
     Selain dampak tersebut, terdapat beberapa dampak yang dapat diidentifikasi terhadap anak usia dini khususnya anak yang berusia 5–8 tahun. Dampak tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
Dampak positif yang dapat diidentifikasi diantaranya adalah:
1)  Generasi multitasking. Dengan mengenal dan memanfaatkan internet, anak-anak dapat menjadi generasi multitasking yang dapat lebih aktif dan kreatif serta mampu melaksanakan tugas dengan baik.
2)  Kolaboratif. Anak akan belajar untuk menjalin pertemanan dengan lebih luwes dan bebas. Mereka tidak memilih-milih teman dan dapat belajar bekerjasama dengan siapapun.
3)  Anak belajar menentukan sendiri apa yang menjadi keinginannya. Melalui internet anak belajar memilih menu sesuai engan bakat dan minatnya.
4)   Mengembangkan kreativitas. Misalnya saat anak bermain permainan (game) mereka belajar menyusun, mengukur, menata, mengatur dan merencanakan dan mengembangkan sesuatu sesuai dengan daya imajunasi dan fantasinya.
5)  Selain itu, saat bermain dengan internet anak juga belajar berkonsentrasi dalam jangka waktu yang relatif lebih lama. Kesabaran mereka juga dilatih saat menunggu menu yang diharapkan keluar di layar monitor.
6)   Anak juga dapat menyelesaikan tugas-tugas dari sekolah dengan lebih cepat dan lebih mudah. Melalui internet, anak dapat mencari dan menemukan berbagai informasi yang dibutuhkannya dalam penyelesaian tugas sekolah.[8]
    Selain dampak positif tersebut, terdapat beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi pada anak akibat penggunaan internet. Diantaranya adalah sebagai berikut.
1)  Waktu belajar anak kadang menjadi tidak teratur . Anak usia tersebut biasanya masih belum dapat menyusun jadwal belajar sendiri dan seringkali belum dapat menepati jadwal yang telah disusunkan orang tua untuknya. Apalagi jika waktu untuk anak bermain dengan internet tidak dibatasi maka kemungkinan besar anak akan kehabisan waktu untuk belajar materi di sekolahnya.
2)   Di kelas atau sekolah anak cenderung tidak dapat berkonsentrasi dengan baik karena pikirannya masih terfokus pada penggunaan internet yang ditekuninya.
3)   Kemungkinan besar anak akan kehilangan aktivitas social secara nyata karena saat bermain dengan internet anak hanya berhadapan dengan computer dan muose.
4)   Anak yang seringg menggunakan internet dan computer biasanya kemampuan membaca dan menulis yang kurang baik karena mereka tidak terbiasa menulis dengan bolpoin dan tangan namun hanya biasa menekan tombol-tombol huruf pada keyboard. Mereka juga cenderung kurang dapat melakukan komunikasi dengan baik karena jarang berhubungan dengan manusia lainnya secara fisik. Mereka terbiasa berhubungan dengan orang lain melalui layar kaca dan cenderung bersifat semu.
5)   Perkembangan fisik anak juga dapat terganggu karena anak kurang bergerak atau berolahraga.
6)  Anak seringkali tidak memahami tentang sopan santun atau kurang menghargai milik orang lain. Hal ini mungkin terjadi karena melalui internet kita dapat mengunduh atau mengcopy materi tanpa harus meminta ijin pada pemiliknya.
7)  Anak juga kurang terasah simpati dan empatinya karena mereka tidak mengalami atau melihat suatu kejadian dengan lebih nyata sehingga mereka cenderung kurang peduli pada orang lain.
8)   Anak aktif dalam situs jejaring sosial cenderung berkikap narsistis (memiliki kebanggaaan yang berlebihan terhadap dirinya sendiri).[9]
b. Kegunaan Penggunaan Media Internet
            Secara harfiajh kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Association For Education and Communication Technology (AECT) mendefenisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) mendefenisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas instruksional.[10] Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Penggunaan internet dalam belajar memiliki banyak keuntungan. Penciptaan teknologi untu belajar adalah untuk mempermudah usaha dalam belajar itu sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Azhar Arsyad:
   Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.[11]


            Menurutnya penggunaan media belajar ini bisa membangkitkan keinginan dan minat, membangkitkan motivasi dan juga rangsangan kegiatan belajar. Kemudian, pendapat ini juga didukung oleh Nana Sudjana yang mengatakan bahwa “ media pengajaran dapat mempertinggi proses siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.[12]
            Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antar pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Dapat dikatakan bahwa bentuk komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan. Bentuk-bentuk stimulus dapat dipergunakan sebagai media, diantaranya adalah hubungan atau interksi manusia, realitas, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan sarana yang direkam. Media dengan kelima bentuk stimulus ini akan membantu pembelajar mempelajari bahan pelajaran atau dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk stimulus yang dipergunakan sebagai media pembelajaran adalah suara.
c. Ruang Lingkup Internet
            Internet merupakan sebuah kumpulan global (mendunia) ribuan jaringan komputer dan jutaan komputer pribadi yang dikelola secara bebas. Internet telah memungkinkan komunikasi antar komputer dengan menggunakan Transmission Control Protocol atau Internet Protocol (TCP/IP) yang didukung media komunikasi seperti, satelit dan paket radio. Jadi, jarak jangkaunya tidak terbatas. Internet dapat menghubungkan dan jaringan komputer yang dikelola, baik oleh pemerintah maupun swasta, dan perorangan yang berada di berbagai negara. Melalui internet, siapa pun, kapan pun dapat leluasa mengakses berbagai macam informasi dari berbagai tempat. Informasi yang dapat diakses tampak lebih hidup pula karena tersaji berupa teks, grafik, animasi, audio, maupun video. Kemudia informasi yang tersedia sangat bervariasi dan selalu terkini. [13] Siapa pun yang terhubung ke dalam jaringan dapat memperoleh atau memberikan informasi karena internet menyediakan fasilitas-fasilitas yang memungkinkan setiap pengakses berbagai informasi. Jaringan internet dapat pula digunakan sebagai media konferensi.[14] 
            Internet merupakan sebuah jaringan luas dan terbesar di dunia yang dapat menghubungkan antara satu dengan yang lainnya. Dengan penggunaan internet masyarakat maupun siswa dapat melakukan berbagai macam jenis kegiatan yang mereka lakukan dengan cara mudah, dengan adanya internet dapat mempermudah proses pembelajaran. Penggunaan internet dapat digunakan dalam proses pembelajaran, sarana media internet dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Namun, setiap ada pengaruh positif tentu ada juga pengaruh negatif. Pengaruh negatif ini dapat mempengaruhi pembentukan akhlak siswa di eraglobalsiasi saat ini. Kemajuan teknologi informasi khususnya penggunaan internet dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik dan dapat digunakan dimana saja, baik itu komputer maupun hadpone (HP), peralatan teknologi saat ini semakin berkembang serta meningkat mulai dari segi kualitasnya maupun dari segi bentuknya yang semakin berkembang.
            Penggunaan hadpone saat ini hampir rata-rata setiap masyarakat mempunyai hadpone untuk dipergunakan sebagai alat komunikasi antara satu dengan yang lainnya hanya saja semakin canggihnya alat sekarang masyarakat maupun siswa dapat menggunakan internet bukan hanya di komputer penggunaan internet dapat dilakukan di hadpone. Hampir semua siswa khususnya siswa SMP/MTs hampir rata-rata memiliki hadpone yang modern dan hampir rata-rata siswa bisa menggunakan media internet melalui hadpone.  Hal semacam ini tentu perhatian dari guru dan orang tua sangat penting sehingga siswa tidak membuka situs yang dapat merusak akhlak siswa. 
   2. Pembentukan Akhlak Siswa
Dalam pendidikan Islam yang paling utama dan harus dapat perhatian besar adalah pendidikan akhlak, sebagaimana telah dikatakan oleh pakar pendidikan M. Athiyah al-Abrosy, yaitu bahwa pembentukan akhlak yang tinggi adalah merupakan tujuan utama dari pendidikan Islam.[15] Kata akhlak berasal dari bahasa Arab jamak dari kata khuluqun yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.[16] Sedangkan menurut Ahmad Amin  dalam bukunya “Al-Khalak”, akhlak adalah kebiasaan kehendak.[17] Definisi-definisi akhlak tersebut secara substansial tampak saling melengkapi, dan terdapat lima ciri dalam perbuatan akhlak, yaitu sebagai berikut:
a.    Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
b.    Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran.
c.    Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
d.    Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau bersandiwara.
e.       Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah.[18]
Sedangkan menurut istilah akhlak didefinisikan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
1)        Imam al-Ghazali, mendefinisikan akhlak sebagai sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampangdan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.[19]
2)        Ibnu Miskawaih mengatakan bahwa akhlak adalah perilaku jiwa seseorang yang mendorong melakukan kegiatan-kegiatan tanpa melalui pertimbangan.[20]
3)        Abdul Karim Zaidan menyatakan bahwa akhlak adalah sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya.[21]
Dengan demikian akhlak adalah deskripsi baik, buruk sebagai opsi bagi manusia untuk melakukan sesuatu yang harus dilakukannya. Akhlak merupakan suatu sifat mental manusia di mana hubungan dengan Allah Swt dan dengan sesama manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Baik atau buruk akhlak di sekolah tergantung pada pendidikan yang diberikan oleh gurunya. Berdasarkan definisi yang telah disebutkan di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan akhlak adalah sesuatu yang menghasilkan perbuatan atau pengalaman dengan mudah tanpa harus direnungkan dan disengaja atau tanpa adanya pertimbangan dan pemikiran, yakni bukan karena adanya tekanan, paksaan dari orang lain atau bahkan pengaruh-pengaruh yang indah dan pebuatan itu harus konstan (stabil) dilakukan berulang kali dalam bentuk yang sering sehingga dapat menjadi kebiasaan.
Pendidikan akhlak sangat penting dalam hidup bermasyarakat sebagai makhluk sosial maupun sebagai hamba Allah swt yang senantiasa membersihkan jiwa dari keburukan. Oleh karena itu pendidikan sangat penting agar seseorang dapat menjadi seorang muslim sejati, beriman teguh dan beramal shaleh, dan menjadi orang yang dapat hidup di atas kaki sendiri dan berbakti kepada nusa dan bangsanya, beriman dan bertaqwa sehingga menjadi orang yang taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Kata yang dianggap sama dengan akhlak adalah budi pekerti, kata itu merupakan kata majemuk dari “budi” dan “pekerti” kata budi berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti sadar, yang menyadarkan atau alat kesadaran. Sedangkan kata pekerti berasal dari bahasa Indonesia yang berarti kelakuan.[22]
Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang memiliki kedudukan yang sangat penting, di samping dua kerangka dasar lainnya. Akhlak mulia merupakan buah yang dihasilkan dari proses penerapan aqidah dan syariah. Ibarat bangunan, akhlak mulia merupakan kesempurnaan dari bangunan tersebut setelah fondasi dan bangunannya dibangun dengan baik. Tidak mungkin akhlak mulia ini akan terwujud pada diri seseorang jika ia tidak memiliki aqidah dan syariah yang baik.
Nabi Muhammad Saw. dalam salah satu sabdanya mengisyaratkan bahwa kehadirannya di muka bumi ini membawa misi pokok untuk menyempurnakan akhlak manusia yang mulia. Misi Nabi ini bukan misi yang sederhana, tetapi misi yang agung yang ternyata untuk merealisasikannya membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni kurang lebih 23 tahun. Nabi melakukannya mulai dengan pembenahan aqidah masyarakat Arab, kurang lebih 13 tahun, lalu Nabi mengajak untuk menerapkan syariah setelah aqidahnya mantap. Dengan kedua sarana inilah (aqidah dan syariah), Nabi dapat merealisasikan akhlak mulia di kalangan umat Islam pada waktu itu.
Kata yang lain yang juga setara maknanya dengan akhlak adalah moral dan etika. Kata-kata ini sering disejajarkan dengan budi pekerti, tata susila, tata krama atau sopan santun.[23] Moral berasal dari kata “mores” yang berarti adat kebiasaan. Moral adalah tindakan manusia yang sesuai dengan ide-ide umum (masyarakat yang baik dan wajar). Moral dan etika memiliki kesamaan dalam hal baik dan buruk. Bedanya etika bersifat teoritis sedangkan moral lebih bersifat praktis. Menurut filsafat, etika memandang perbuatan manusia secara universal (umum), sedangkan moral memandangnya secara lokal.[24] Menurut Paul Suparno dkk., untuk memiliki moralitas yang baik dan benar, seseorang tidak cukup sekedar melakukan tindakan yang dapat dinilai baik dan benar. Seseorang dapat sungguh-sungguh bermoral apabila tindakannya disertai dengan keyakinan dan pemahaman akan kebaikan yang tertanam dalam tindakan tersebut.[25]
Satu kata lagi yang sekarang menjadi lebih populer adalah karakter yang juga memiliki makna yang hampir sama dengan akhlak, moral, dan etika. Pada dasarnya secara konseptual kata etika dan moral mempunyai pengertian serupa, yakni sama-sama membicarakan perbuatan dan perilaku manusia ditinjau dari sudut pandang nilai baik dan buruk. Akan tetapi dalam aplikasinya etika lebih bersifat teoritis filosofis sebagai acuan untuk mengkaji sistem nilai, sedang moral bersifat praktis sebagai tolok ukur untuk menilai perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.[26]
Etika memandang perilaku secara universal, sedang moral memandangnya secara lokal. Adapun karakter lebih ditekankan pada aplikasi nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, karakter lebih mengarah kepada sikap dan perilaku manusia. Konsep pendidikan karakter mulai dikenalkan sejak tahun 1900-an. Thomas Lickona yang dikutip oleh Ary Ginanjar Agustian, dianggap sebagai pengusungnya, terutama ketika ia menulis buku yang berjudul The Return of Character Education. Melalui buku ini, ia menyadarkan dunia Barat akan pentingnya pendidikan karakter.[27] Pendidikan karakter, menurut Ryan dan Bohlin, mengandung tiga unsur pokok, yaitu mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (loving the good), dan melakukan kebaikan (doing the good). Pendidikan Karakter tidak sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah kepada anak, tetapi lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang yang baik sehingga siswa paham, mampu merasakan, dan mau melakukan yang baik. Jadi, pendidikan karakter membawa misi yang sama dengan Pendidikan Akhlak atau Pendidikan Moral.
Akhlak dalam praktiknya ada yang mulia disebut akhlak mahmudah dan ada akhlak yang tercela yang disebut akhlak madzmumah. Akhlak mulia adalah akhlak yang sesuai dengan ketentuanketentuanan yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya sedangkan akhlak tercela ialah yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah dan rasul-Nya. Kemudian dari pada itu, kedua kategori akhlak tersebut ada yang bersifat batin dan ada yang bersifat lahir. Akhlak batin melahirkan akhlak lahir. Sedangkan menurut al-Ghazali, berakhlak mulia atau terpuji artinya menghilangkan semua adat kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam agama islam serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik, melakukannya dan mencintainya.[28]
Menurut Hamka, ada beberapa hal yang mendorong seseorang untuk berbuat baik, diantaranya:
a)    Karena bujukan atau ancaman dari manusia lain.
b)   Mengharap pujian, atau takut karena mendapat cela.
c)    Karena kebaikan dirinya (dorongan hati nurani)
d)   Mengharapkan pahala dan sorga
e)    Mengharapkan pujian dan takut azab Tuhan.
f)    Mengharap keridhaan Allah semata.[29]
Menurut al-Ghazali sendi akhlak mulia ada empat: hikmah, amarah, nafsu, keseimbangan di antara ketiganya. Keempat sendi tersebut melahirkan akhlak-akhlak berupa: jujur, suka memberi kepada sesama, tawadlu, tabah, tinggi cita-cita, pemaaf, kasih sayang terhadap sesama, menghormati orang lain, qana’ah, sabar, malu, pemurah, berani membela kebenaran, menjaga diri dari hal-hal yang haram. Sedangkan empat sendi akhlak batin yang tercela adalah keji, bodoh, rakus, dan aniaya. Empat sendi akhlak tercela ini melahirkan sifat-sifat berupa: pemarah, boros, peminta, pesimis, statis, putus asa. Akhlak mulia dalam kehidupan sehari diwujudkan baik dalam hubungannya dengan Allah akhlak terhadap Allah, antara lain: tauhid, syukur, tawakal, mahabbah; hubungannya dengan diri sendiri – akhlak terhadap diri sendiri, antara lain: kreatif dan dinamis, sabar, iffah, jujur, tawadlu; dengan orang tua atau keluarga – akhlak terhadap orang tua, antara lain: berbakti, mendoakannya, dll.; hubungannya dengan sesama – akhlak terhadap sesama atau masyarakat, antara lain: ukhuwah, dermawan, pemaaf, tasamuh; dan hubungannya dengan alam – akhlak terhadap alam, antara lain: merenungkan, memanfaatkan. Sumber ajaran akhlak ialah al-Qur’an dan hadist. Tingkah laku Nabi Muhammad merupakan contoh suri tauladan bagi umat manusia semua. Ini ditegaskan oleh Allah Q.S. Al-Ahzab/33: 21
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_ötƒ ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sŒur ©!$# #ZŽÏVx.  .
Terjemahnya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik     bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan           (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.[30]

            Tentang akhlak pribadi Rasulullah dijelaskan pula oleh Aisyah Ra, diriwayatkan oleh Imam Muslim.
حَدَّثَنَا أَبُوْبَكْرِبْنِ أَبِي شَيْبَةَ شَرِيْكُ بْنِ عَبْدِ اللهِ عَنْ قَيْسِ بْنِ وَهْبِ, عَنْ رَجُوْلٍ مِنْ بَنِي شُوْأَةَ قَالَ : قُلْتُ لِعَائِشَةَ : أَخْبِرِيْنِ عَنْ خُلُقِ رَسُوْلُ اللهِ ص م . قَالَتْ : أَوَمَا تَقْرَأُ اْلقُرْآنُ ؟ وَإِنَّكَ لَعَلَي خُلْقٍ عَظِيْمِ
Artinya:
Diceritakan oleh Abu Bakar Ibnu Abi Syaibah Syarik Ibnu Abdillah, dari Qais Ibnu Wahab: Dari seorang lelaki dari Bani Su’ah berkata: Saya berkata kepada Aisyah “Sampaikan kepadaku tentang akhlak Rasulullah, Aisyah menjawab: “Apakah kamu membaca al-Qur’an? Maka sesungguhnya pada diri Muhammad terdapat akhlak yang mulia (al-Qur’an).”[31]

Hadist Rasulullah meliputi perkataan dan tingkah laku beliau, merupakan sumber akhlak yang kedua setelah al-Qur’an.[32] Akhlak yang baik (terpuji) memiliki banyak keutamaan, didunia maupun diakhirat, baik bagi individunya maupun bagi masyarakatnya. Di antara keutamaan-keutamaan tersebut adalah:
1)        Bahwa akhlak yang terpuji merupakan realisasi perintah Allah swt.
2)        Merupakan bentuk manifestasi ketaatan kepada Rasulullah saw.
3)        Akhlak yang terpuji bentuk keteladanan kepada Rasulullah saw.
4)        Akhlak terpuji adalah ibadah yang paling agung
5)        Pengangkat derajat
6)        Sesuatu yang paling agung yang masuk kedalam surga
7)        Nafkah bagi hati.
8)        Mempermudah segala urusan.
9)        Akhlak yang terpuji akan memunculkan pembicaraan yang terpuji.
10)    Kecintaan kapda Allah swt.
11)    Selamat dari kejahatan mahluk.
12)    Dekat kepada majlis Nabi saw. pada hari kiamat.[33]
            Al-Ghazali menerangkan adanya empat pokok keutamaan akhlak yang baik yaitu sebagai berikut:
a)        Mencari hikmah. Hikmah adalah keutamaan yang lebih baik.
b)        Bersikap berani. Berani berarti sikap yang dapat mengendalikan kekuatan amarahnya dengan akal untuk maju.
c)        Bersuci diri. Suci berarti mencapai fitrah, yaitu sifat yang dapat mengendalikan syahwatnya dengan akal dan agama.
d)       Berlaku adil. Adil yaitu seseorang yang dapat membagi dan memberi
e)        haknya sesuai dengan fitrahnya, atau seseorang mampu menahan kemarahannya dan nafsu syahwatnya untuk mendapatkan hikmah dibalik peristiwa yang terjadi.[34]
Dari berbagai pendapat di atas tentang akhlak, dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah manifestasi dari keadaan seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan atau pun tingkah laku baik itu yang berhubungan dengan makhluk maupun Tuhannya. Dengan demikian yang dimaksud dengan akhlak adalah suatu kebiasaan seseorang dalam bertingkah laku baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat yang berhubungan dengan masalah ibadah (hubungan dengan Allah) maupun hubungan sesama manusia (muamalah).



[1] Op.cit , h. 179.

[3] Wharsono Kurniawan, Jaringan Komputer, (Ed.I; Yogyakarta: CV Andi Offect, 2007), h. 20.
[4] Jogiyanto, Pengenalan Komputer, (Ed. V; Yogyakarta: Andi Offset, 2005), h. 342.

[5] Ibid, h. 348.
[6] Sri Tatminingsih, http://mychildworlds.blogspot.com/2014/03/dampak-internet-terhadap-perkembangan.html
[7] Ibid
[8] Ibid
[9] Ibid

[10] Asnawari-Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Cet. I; Jakarta: Ciputas Pers, 2002), h. 11.

[11] Azhar Arsyad, Media Pembelajara, (Cet. XV; Raja Grafindo Persada, 2011), h. 15-16.

[12] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Cet. VII; Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), h. 2.

[13] Budi Sutedjo Dharma Oetomo dkk, Pengantar Teknologi Informasi Internet , (Ed.I; Yogyakarta: Andi Offset, 2007), h. 23.

[14] Ibid, h. 24.
[15] M. Athiyah al-Abrosyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), h.10.

[16] Hamzah Ya’qub, Etika Islam, (Bandung: Diponegoro, 1993), h. 63.

[17] Ahmad Amin, Etika Ilmu Akhlak, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h. 62.
[18] Abuddin Nata. Akhlak Tasawuf. (Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2006),  h. 3-6.

[19]Yunahar Ilyas, “Kuliah Akhlak”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2001), h.2.

[20]Thoyib Sah Saputra dan Wahyudin, Aqidah Akhlak Madrasah Aliyah Kelas Satu (Semarang: Karya Toha Putra, 2002), h. 50.

[21]Yunahar Ilyas, op.cit.
[22] Rahmat Djatmika, Sistem Etika Islami, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1996), h. 14.

            [23] Faisal Ismail. Paradigma Kebudayaan Islam. (Yogyakarta: Titihan Ilahi Press, 1988), h. 178.

[24] Toto Suryana, Pendidikan Moral, (Jakarta: Tiga Mutiara, 2007), h. 188.

[25] Asri Budiningsih, Pembelajaran Moral, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 5.

                [26] Muka Sa’id. Etika Masyarakat Indonesia. (Jakarta: Pradnya Paramita, 1986), h. 23-24.

                [27] Ary Ginanjar Agustian. Emotional Spiritual Quotient. (Jakarta: Penerbit Arga, 2005), h. 75.

[28] Zahruddin AR dkk. Pengantar Studi Ahklak. (Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2004), h. 54.

[29] Ibid., h. 158-159.
                [30] Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Darus Sunnah, 2002), h. 421.

[31] Ibnu Madjah, Kitab Ahkam, Juz 2 Bab 14, No. 2333, (Semarang: Toha Putra, 2001), h. 782.

                [32] Yatimin Abdullah. Studi Akhlak Dalam Persepektif Al-Qur’an. (Jakarta: PT Amzah. 2007), h. 4.
            [33] Muhammad Bin Ibrahim Al Hamad. Akhlak-akhlak Buruk: Fenomena sebab-sebab terjadinya dan cara penobatannya. (Bogor: Pustaka Darul Ilmi. 2007), h. 107-111.

                [34] Yatimin Abdullah. op. cit, h. 40-41.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar